Dalam catatan sejarah Yunani kuno, kota terkemuka mengalami kehancuran ekonomi dalam masa perang Peloponnesia. Tak hanya Yunani, bahkan negara-negara sekutu juga mengalami masalah krisis yang sama. Masa-masa ini disebut beberapa arkeologi sebagai krisis ekonomi zaman Yunani kuno.
Penyebab Perang Peloponnesia
Alasan utama Perang Peloponnesia disebabkan ketakutan Spartan akan kekuasaan Athena yang tumbuh kuat dan ekonomi yang makmur. Athena menguasai sebagian besar wilayah Mediterania bersama dengan Yunani/Hellas, 50 tahun sebelum perang.
Menurut Thucydides (seorang sejarawan Yunani dan penulis dari Alimos) bahwa setelah Athena menjadi pemimpin sekutu Delian, mereka memiliki kekuasaan tertinggi yang dikenal sebagai Kekaisaran Athena. Mereka hampir mengusir Persia dari daerah mereka di Aegean dan supremasi wilayah yang diduduki lebih banyak. Kekuatan angkatan laut Athena juga berkembang hari demi hari dan membahayakan negara-negara perbatasan.
Selama Perang Persia pada tahun 480 SM kekuasaan Athena telah tumbuh dengan pesat, dan dengan bantuan sekutu Athena melanjutkan serangannya ke wilayah-wilayah Persia dari Ionia dan Aegea. Athena juga membangun tembok di sekitar wilayah bisnisnya untuk menyelamatkan mereka dari serangan daratSpartan ketika Persia meninggalkan Yunani. Keadaan ini membuat marah Spartan tapi tidak mengambil tindakan apapun pada waktu itu.
Tahun 459 SM Athena mengambil keuntungan antara Megara dan Corinth berpihak dengan Megara. Hal ini membantu mereka mendapatkan wilayah di Isthmus Corinth yang mengakibatkan perang, dikenal sebagai ‘Perang Peloponnesia I (Pertama)’ terjadi antara Athena dengan Sparta, Corinth, Aegea dan negara-negara lain. Pada akhir perang Peloponnesia, Athena mundur dari daratan Yunani karena serangan besar Spartan. Perjanjian Damai 30 tahun ditandatangani antara Athena dan Sparta di tahun 446 SM.
Perang Peloponnesia (431-404 SM) terjadi antara kekaisaran Athena dan sekutu Peloponnesia yang dipimpin Spartan. Sekutu Peloponnesia merupakan koalisi dari Thebes, Corinth dan Sparta. Perang Peloponnesia dibagi menjadi 3 fase yaitu Perang Archidamian, Perang Sisilia dan Perang Ionia (Decelean). Perang dimulai pada tanggal 4 April 431 SM ketika orang-orang Thebes meluncurkan serangan mendadak ke Plataea yang juga sebagai mitra Athena.
Perang Peloponnesia berakhir pada tanggal 25 April 404 SM ketika Athena menyerah, Peloponnesia kemudian merenovasi kota-kota Yunani secara keseluruhan. Kekaisaran Athena merupakan pihak yang lebih kuat sebelum perang, kemudian dikurangi dan menjadi budak Sparta.
Perjanjian Damai Masa Perang Peloponnesia
Tiga puluh tahun perjanjian damai perlahan-lahan mulai dilupakan ketika Samos (sekutu Athena) memberontak. Pada saat itu keadaan sangat mengganggu Sparta yang bisa mengakibatkan perang besar, tetapi Sparta bersama sekutunya memutuskan untuk tidak campur tangan. Pemberontakan ini kemudian dilumpuhkan.
Peperangan terjadi setelah Athena membuat aliansi dengan Corcyra, Rhegium dan Leontini, kekuatanangkatan laut yang sulit dihancurkan. Corcyra merupakan musuh Corinth, pasokan makanan ke wilayah kota Peloponnese terancam punah. Dalam masa ini, Perang Peloponnesia merupakan perang ekonomi & perdagangan. Penguasa Corinth mendorong Spartan untuk mengangkat senjata didukung oleh Megara dan Aegean yang enggan menjadi sekutu Athena. Dorongan lain disebabkan ketatnya sanksi terhadap Megara, meskipun telah menjadi sekutu Athena. Sanksi ini melarang Megara memiliki transaksi ekonomi dengan Athena. Keputusan Megarian merupakan keputusan yang terakhir dan menjadi faktor utama dalamperang Peloponnesia.
Bangkitnya Yunani Kuno Setelah Perang Peloponnesia
Setelah kematian Pericles dan gangguan satu abad perang Peloponnesia, kota-kota Yunani langsung mengalami kemunduran demokrasi. Alasan pertama disebabkan Polis, lalu yang lain bangkit dan menarik diri dari persekutuan Delian kemudian mulai mengambil kendali urusan negara masing-masing tanpa jatuh ke dalam lingkaran Athena.
Sparta diasumsikan sebagai pemimpin negara dan kota. Kemudian giliran Thebes, Corcyra, Corinth, danSparta. Fragmentasi dan gangguan politik membiarkan pintu terbuka untuk kekuasaan politik, datang dari daerah yang sama sekali berbeda dari Yunani, Macedonia. Di bawah Philip II, Macedonia berkembang melalui diplomasi dan agresi militer. Philip mengambil keuntungan dari gangguan umum di semenanjung Attic dan memperluas kekuasaan hingga ke pusat Yunani, pasukannya mengambil alih kota Athena.
Alexander The Great (Agung) menyerang apa saja yang tersisa dari Kekaisaran Persia dan menguasai Asia Kecil. Sebagian besar Mesir jatuh di bawah pasukannya. Pasukannya berbaris jauh di timur, seperti Sungai Indus di perbatasan barat India sebelum ia meninggal karena demam pada tahun 323 SM diusia 33 tahun. Setidaknya, perang Peloponnesia telah membuat Yunani belajar menjadi negara besar dan menguasai dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar