Sejarah

Mengetahui akan kenyataan masa lalu yang sudah seharusnya untuk di ketahui dan dimengerti. supaya gambaran tentang masa lalu bukan hanya gambaran semu, melainkan gambaran asli, nyata, dan ada.

Jumat, 14 September 2012

Sejarah Masuknya Islam Ke indonesia


Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifah. Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang hingga Nusantara.

Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam kepada penduduk lokal.

peta jalur perdagangan
Peta jalur perdagangan kuno yang melalui Indonesia

Teori-Teori Masuknya Islam ke Indonesia


Menurut beberapa sejarawan, agama Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang muslim. Meskipun begitu, belum diketahui secara pasti sejak kapan Islam masuk ke Indonesia karena para ahli masih berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Setidaknya ada tiga teori yang mencoba menjelaskan tentang proses masuknya Islam ke Indonesia yaitu teori Mekkah, teori Gujarat, dan teori Persia.


  1. Teori Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Kambay (Gujarat), India.

  2. Teori Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A Husein Hidayat. Teori Persia ini menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia (sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat Islam Indonesia dengan Persia.

  3. Teori Mekkah, Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa oleh orang Gujarat. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Teori ini didasari oleh sebuah berita dari Cina yang menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

Sebuah batu nisan berhuruf Arab milik seorang wanita muslim bernama Fatimah Binti Maemun yang ditemukan di Sumatera Utara dan diperkirakan berasal dari abad ke-11 juga menjadi bukti bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia jauh sebelum abad ke-13.

Proses Masuknya Islam di Indonesia


Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam.


Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara sebagai berikut.


  1. Melalui Cara Perdagangan

    Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam upaya penyebaran Islam di Indonesia.

  2. Melalui Perkawinan

    Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.

  3. Melalui Pendidikan

    Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.

  4. Melalui Kesenian

    Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.

Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Berita tradisi menyebutkan, bahwa kerajaan Majapahit runtuh pada tahun Saka 1400 (1478 M), dan saat keruntuhannya tersebut dilambangkan dengan candrasengkala 'sirna-ilang-kertining-bumi' (serat Kanda), dan disebutkan pula bahwa keruntuhan Majapahit ini disebabkan oleh karena serangan dari Kerajaan Islam Demak. Hal ini bisa dikatakan tidak benar sama sekali. Bukti-bukti sejarah yang ada (yang berupa prasasti-prasasti batu) menjelaskan kepada kita bahwa sebenarnya Majapahit belum runtuh dan masih berdiri untuk jangka waktu yang cukup lama. Prasasti-prasasti batu yang berasal dari tahun 1486 M, masih menyebutkan adanya kekuasaan kerajaan Majapahit dengan rajanya yang berkuasa waktu itu bernama Dyah Ranawijaya yang bergelar Girindrawarddhana ; bahkan ia disebut pula sebagai seorang Sri Paduka Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kadiri Prabhunatha.

Berita Cina yang berasal dari jaman Dinasti Ming (1368 M - 1643 M) masih menyebutkan adanya hubungan diplomatik antara Cina dengan Jawa (Majapahit) pada tahun 1499 M. Demikian pula Rui de Brito (Gubernur Portugis di Malaka) dalam laporannya kepada Raja Manoel pada tahun 1514 M, antara lain menyebutkan bahwa di Jawa pada waktu itu terdapat dua raja kafir, yaitu Raja Sunda dan Raja Jawa. Penulis Italia Duarte Barbosa pada tahun 1518 M memberitakan bahwa di pedalaman Jawa masih ada raja kafir yang sangat berkuasa Pate Udra namanya.

Dari sumber-sumber lain dapat diketahui bahwa diantara tahun 1518 M - 1521 M, ada seorang adipati Demak yang berkuasa bernama Adipati Unus. Beliau adalah putera dari Raden Patah, dan terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor, yang meninggal pada tahun 1521 M.

Dengan demikian dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa diantara tahun 1518 M - 1521 M, kerajaan Majapahit telah mengalami pergeseran politik dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus penguasa Demak. Bagaimana proses penaklukan Majapahit oleh Demak tidak dapat diketahui secara pasti. Sumber-sumber tradisi semacam Babad Tanah Jawi, Serat Kanda dan Serat Darmagandul hanya dengan samar-samar memberikan gambaran kepada kita tentang bagaiman berlangsungnya penaklukan Majapahit tersebut.

Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda menyebutkan bahwa raja-raja Demak menyatakan dirinya sebagai keturunan Prabu Brawijaya raja Majapahit. Di dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda disebutkan bahwa Raden Patah adalah anak Prabu Brawijaya dari perkawinannya dengan Puteri Cina. Bahkan di dalam Purwaka Caruban Nagari disebutkan dengan jelas bahwa Raden Patah, pendiri dan sultan pertama Demak, adalah anak Prabu Brawijaya Kertabhumi ( .... tumuli hana pwa ya sang Patah ika anak ira Sang Prabhu Brawijaya Kretabhumi kang rumuhun mastri lawan putri Cina ....).

Dengan demikian, apabila benar Demak telah mengadakan penyerangan untuk menaklukan kerajaan Majapahit, maka hal itu tidak dapat dilepaskan dari rangkaian perang saudara (balas dendam) dalam rangka memperebutkan kekuasaan atas tahta kerajaan Majapahit. Bhre Kertabhumi telah merebut kekuasaan tahta Majapahit dari tangan Bhre Pandan Salas dengan menyingkirkannya dari kedhaton pada tahun 1468 M. Akan tetapi pada tahun 1478 M (1400 Saka) kekuasaan tahta Majapahit dapat direbut kembali oleh Dyah Ranawijaya (anak Bhre Pandan Salas) dengan penyerangan ke Majapahit yang mengakibatkan Bhre Kertabhumi gugur di kedhaton. Peristiwa gugurnya Bhre Kertabhumi inilah yang dilambangkan dengan candra-sengkala 'sirna-ilang-kertining-bumi'

Akan tetapi beberapa penulis tradisi telah mengaburkan kenyataan-kenyataan sejara tersebut dengan menyatakan bahwa Majapahit telah runtuh pada tahun 1400 Saka (1478 M), karena serangan tentara Demak yang dipimpin oleh Raden Patah. Bagaimana mungkin ini terjadi ? Bukankah yang berkuasa di Majapahit sampai dengan tahun 1400 Saka (1478 M) adalah Bhre Kertabhumi (yang menurut Purwaka Caruban Nagari adalah ayah Raden Patah sendiri).

Fakta sejarah yang sebenarnya terjadi adalah, penyerangan Demak ke Majapahit terjadi pada tahun 1518 M, yang saat itu dipimpin oleh Adipati Unus (putera Raden Patah yang berjuluk Pangeran Sabrang Lor) dan pada dasarnya serangan ini adalah serangan balasan terhadap Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya yang telah membunuh kakeknya (Bhre Kertabhumi).